Monday, September 03, 2007

Enam Cangkir Kopi Perpisahan

Pak Onang yang baik budi,

Minumlah kopi dari cangkir yang pertama

Setelah tidur yang terlambat

Tentu juga bangun terlambat

Jam berapakah ini?

Ayam jantan sudah tak berkokok lagi

Dia sibuk mengejar-ngejar betina ke kebun tetangga

Pak Onang yang baik hati,

Ayo minum kopi dari cangkir yang kedua

Kali ini buatan istimewa Bu Mimi

Seruput segar untuk mulai bekerja

Setumpuk AFA yang menunggu diperiksa

Ditandatangani agar berjalan kembali

Sebelum datang berkas setumpuk lagi

Pak Onang yang selalu penuh simpati

Teguklah secangkir kopi ketiga

Sengaja menyeduh sendiri di pantri

Sebagai penyempurna menu makan siang tadi

Sekarang saatnya untuk konsultasi

Teman sejawat ingin berbagi hati

Wah, bagaimana rasanya patah hati ya?

Pak Onang yang semakin mumpuni

Mari kita hirup kopi dari cangkir keempat

Soalnya nyala mata tinggal seperempat

Padah al sebentar lagi menghadiri rapat

Jadi, berapa jumlah DO bulan ini?

Cek dulu penjualan Mitsubishi

Jangan jauh-jauhlah bedanya

Pak Onang yang suka menyanyi

Sudah saatnya minum kopi dari cangkir kelima

Gitar Togi rasanya perlu disetem sana-sini

Ah, mendengar suara Bapak rasanya tenteram sekali

Walaupun waktu kerja sudah menjelang usai

Ruhani perlu selalu tambahan energi

Tentu agar selalu terberkati

Pak Onang yang hendak mohon diri

Rasanya harus menuntaskan kopi cangkir keenam

Memandang hari silam ketika sering tertekan

Oleh taktik dan muslihat bagian penjualan

Mengingat jabatan akhir yang sedikit berpikir

Mungkin tiba waktunya undur diri ucapkan pamit

Dengan maaf, terima kasih, dan salam perpisahan

untuk teman sejawat yang pensiun dini: Pak Onang Hendrianto

Jakarta,31 Agustus 2007

Kurnia Effendi