Tuesday, September 11, 2007

Malam Festival Seni

HUT Kedua Tabloid Parle Berlangsung Meriah

“Saya mencari-cari puisi yang paling tepat untuk dibaca. Akhirnya saya temukan ini. Tentang doa, tentang diri saya…” Demikian Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr. Purnomo Yusgiantoro,  menyampaikan kata pembuka sebelum membacakan puisi di panggung Malam Festival Seni, dalam acara HUT kedua Tabloid Parle, 2 September yang lalu di Taman Ismail Marzuki.

Malam Festival Seni merupakan puncak acara perayaan ulang tahun kedua Tabloid Parle.

Dirancang sejak 3 bulan yang lalu, seperti kata Ketua Panitia, Kurnia Effendi, sejak awal sudah mendebarkan. Sebenarnya ada dua kegiatan penting yang menjadi agenda panitia. Pertama adalah penyelenggaraan lomba menulis cerpen yang dibuka sejak 12 Juni 2007. Dari lomba ini, harapan manajemen Tabloid Parle antara lain akan mendapatkan bibit-bibit unggul para calon sastrawan yang pintar menyampaikan gagasan (dalam hal ini tema, cinta tanah air dan lingkungan hidup) dalam bentuk cerita yang komunikatif dan baik. Kedua, Malam Festival Seni, diupayakan menjadi ajang ”silaturahmi” informal antara pejabat birokrat dan para seniman dalam satu wadah seni budaya.

Alhamdulillah, keduanya berjalan lancar sesuai dengan harapan, meskipun ada kekurangan di sana-sini. Misalnya dalam hal lomba cerpen, ternyata tak seorang pun memenangkan tema cinta tanah air. Namun demikian, sejumlah pemenang yang telah mendapatkan Parle Award untuk tema lingkungan hidup, adalah yang terbaik dalam lomba tersebut. Setidaknya Yusi Avianto Pareanom sebagai ketua dewan juri sangat selektif memilih dan memutuskan karya pemenang dengan pertanggungjawaban yang disampaikan pada Malam Festival Seni.

Acara yang meriah dan dihadiri oleh berbagai kalangan (pejabat, wartawan, sastrawan, pecinta seni, anggota komunitas, anggota LSM dan lembaga-lembaga cendekia) pada Minggu malam, 2 September 2007, di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki itu, dibuka dengan makan malam. Keroncong Manasuka pimpinan sastrawan besar Hamsad Rangkuti mengalun di lobi gedung, mengiringi ramah-tamah yang berlangsung petang itu. Aurelia Tiara, penyair dan Duta Belanja Trans 7 menyambut setiap tamu VIP dengan senyumdan lesung pipitnya.

Tepat pukul 20:00, seluruh tamu masuk ke dalam gedung untuk menyaksikan seluruh rangkaian acara yang telah dikemas rapi oleh Jose Rizal Manua sebagai sutradara pertunjukan dan Anya Rompas selaku seksi acara. Sambutan Ketua LPKP, Faisal Baasir, antara lain menyatakan: “Seni budaya yang menjadi dasar perayaan ulang tahun Tabloid Parle, kiranya cukup membuat media massa yang kami kelola ini lebih mudah diterima masyarakat. Kemajemukan public tak cukup disentuh dengan satu ujung perspektif, misalnya dari sudut pandang politik, namun juga estetika dalam banyak peristiwa.” Dilanjutkan oleh Kardiman Soekardi, selaku anggota PWI Pusat, membacakan puisi penyair besar Chairil Anwar.

Penampilan fragmen permainan anak-anak dari Teater Tanah Air pimpinan Jose Rizal mengingatkan kita pada masa kecil yang ceria. Teater yang pernah menjadi juara Asia Pasific di Jepang (2004) dan menjadi juara tingkat dunia dalam kompetisi di Lingen Jerman (2007), masyur justru karena tetap menyajikan pertunjukan yang membumi, kisah keseharian anak-anak.

Pembacaan cerpen para pemenang lomba dipercayakan kepada empat selebritis. Maudi Koesnaedi membacakan cerpen Capra karya Titik Kartitiani, mengaku baru pertama kali membaca cerita pendek di depan public. Cerpen Terompet Tanduk Kerbau karya Denny Prabowo dibacakan oleh Ivy Batuta dengan suaranya yang berat. Ia juga merasa surprised karena itu merupakan pengalaman pertama. Ayu Dyah Pasha, dengan interpretasi sangat bagus, membaca cerpen pemenang utama, Anak Gurun, karya Dina Octaviana. Cerpen terakhir, Seorang Perempuan yang Jatuh Cinta pada Hujan dibacakan oleh Wulan Guritno, menjelang penutupan acara. Ini merupakan apresiasi Tabloid Parle bagi para pengarang yang telah memberikan karya terbaik mereka.

Cornelia Agatha memukau dengan nyanyian Hujan Bulan Juni, musikalisasi puisi karya Sapardi Djoko Damono. Disambung dengan pembacaan puisi Penari Telanjang karya Nanang Suryadi yang dihiasi tarian. Cornelia dengan gerakan yang gemulai menafsirkan erotisme yang tersirat dalam puisi dan mengundang banyak tepuk tangan. Tak kalah meriahnya, ketika pasangan Ari Malibu dan Reda Gaudiamo menyajikan sejumlah puisi Sapardi dalam performance sempurna: suara bening dan gitar akustik yang mulus. Pasangan yang cukup legendaris di kalangan mahasiswa sejak tahun 80-an ini memang belum menemukan tandingan. Di antara lima lagu yang dinyanyikan, satu di antaranya diangkat dari puisi Burung Kolibri Merah Dadu karya Kurnia Effendi.

Peluncuran buku Interlude-Jeda menjadi salah satu mata-acara yang cukup penting bagi Tabloid Parle. Buku itu merupakan himpunan kolom Interlude yang ditulis Syafruddin Azhar dan kolom Jeda yang ditulis Kurnia Effendi. Keduanya redaktur Tabloid Parle yang tak pernah absent mengunjungi pembaca dengan tulisan segar tentang humaniora. Setidaknya, buku itu mengundang komentar positif dari Pak Moeslim Abdurrahman, dr. Nova Riyanti Yusuf selaku Ketua Metaforma Institute, dan M. Fadjroel Rahman sebagai penggagas Memo Indonesia. Buku itu secara simbolik diserahkan kepada Persatuan Wartawan Indonesia. Selanjutnya akan dikirimkan kepada Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin dan Perpustakaan Nasional. Setiap tamu yang hadir pada Malam Festival Seni mendapatkan buku tersebut.

Penampilan absurd bernuansa eksperimental ditampilkan oleh Nivell Rayda dari Komunitas BungaMatahari. Dengan teknik multimedia, ia menyampaikan puisi konkret melalui gambar video. Sebagai puncak acara, Lab Musik Jakarta menyajikan 3 lagu yang sangat inspiratif. Lagu yang diangkat dari naskah puisi itu diaransir secara art rock, menggunakan alat gitar, flute, biola, perkusi, bas, dan sabuah alat tabuh metal. Mengingatkan kita pada komposisi Led Zeppelin di tahun tujuh puluhan namun terasa modern. Dimas sebagai pemimpin grup mengaku mengeksplorasi berbagai khazanah musik untuk mendapatkan estetika. Oleh karena itu ia menggunakan nama Laboratorium.

Acara yang secara utuh berlangsung sejak pukul 20:00 hingga 22:45 itu dipandu oleh Master of Ceremony Adeke Dini Fahranza, finalis Putri Indonesia 2006 dan Srikandi Pajak 2004. Kegiatan itu didukung oleh para sponsor. Enprani Indonesia yang mendandani sebagian penampil acara dan seluruh penerima tamu, PT. INCO, PT. Bayu Buana Gemilang, Jewels of Eden, PT. Mustika Ratu Tbk, dan PT. Miswak Utama. CV. Alika menyumbangkan booklet acara dan undangan. Doorprize yang dibagikan malam itu dari Prudential, Mustika Ratu, Jewels of Eden, dan Enprani Indonesia. ***

 

0 Comments:

Post a Comment

<< Home