Museum Cinderamata
Hanya sebutir pasir yang da
kami beri untuk memperkokoh pondasi
Negara Republik Proklamasi
17-8-1945.
Soeharto.
23-8-1993
Itulah aksara yang tertulis pada sebidang batu marmar berbentuk gunungan wayang di balairung Museum Purna Bhakti Pertiwi. Museum yang terletak di ambang pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII) itu terdiri dari bangunan utama mirip tumpeng raksasa, dikelilingi tumpeng-tumpeng kecil. Ada menara langsing di salah satu sisi dan tiang bendera di halaman setentang pintu utama. Di pengujung pandangan dari beranda museum, tampak berdiri sebuah payung raksasa yang biasa digunakan untuk acara luar-ruangan (outdoor).
Museum yang diresmikan oleh Presiden Soeharto (mantan dan almarhum) pada tanggal 23 Agustus 1993 itu sangat menarik mulai dari gagasannya. Bentuk bangunannya yang unik serupa tumpeng mencerminkan falsafah orang Jawa saat melaksanakan syukuran atas pemberian Tuhan. Misalnya saat merayakan tanggap warsa (ulang tahun), kenaikan pangkat, kelahiran anak, memasuki rumah baru, meresmikan gedung, sembuh dari penyakit, tedhak siti (anak yang turun pertama kali menginjak tanah), dll. Mungkin dari sana pula terbitnya inspirasi, bahwa pemberian dari siapa pun,
Nama museum terpacak pada ketiga sisi piramida segitiga dekat dengan gerbang parkir, sehinga da
Kembali berbicara mengenai hadiah dan pemberian, Museum Purna Bhakti Pertiwi memang sebuah graha tem
Sebetulnya saya sudah masuk ke museum itu tiga kali. Namun rasanya tak kunjung bosan, karena materi yang dipajang sanggup ”bercerita” banyak. Selain itu, memang tak cukup sebentar untuk menikmati setiap benda, mengingat di sana tertera nama pemberinya dilengkapi peristiwa yang melatarinya. Bahkan ada sebagian cinderamata yang disertai nama pengrajinnya, lama proses pembuatannya, materi yang digunakan, dan jika itu merupakan replika tentu disebutkan muasal benda sejatinya.
Sesungguhnya, mengapa saya tak pernah tuntas mengamati memorabilia itu, karena setiap kunjungan selalu diburu-buru waktu. Yang terakhir kali pun demikian. Minggu 20 April lalu, berte
Seperti biasa, saya menitipkan ransel, sementara kamera digital saya tenteng untuk mengabadikan benada-benda yang menarik hati. Pada bangunan utama, persis bagian tengah diametralnyaa, berdiri pohon hayat yang langsung menjulang ke arah kubah di puncak tumpeng. Saya kagum pada penemu dan pemahat pohon itu. Jika kita memandang ke atas, seperti sedang melihat ”tangga” ke nirwana.
Ruang pamer yang memajang barang-barang souvenir dengan pengelompokan jenis dan materi itu mengisi tiga lantai (bayangkan jika setiap lantai seluas separuh stadion). Sedang em
Dalam waktu yang tak terlalu leluasa itu saya mencoba mencatat beberapa cinderamata. Hanya beberapa saja dari ratusan mungkin ribuan (sebab saya juga tak sem
Catur dengan buah-buah unik, akuratif, dan unik dari Nelson Mandela Presiden Afrika Selatan 1997. Batu kecubung yang kemilau antara biru dan ungu hadiah dari Albert Zafy, Perdana Menteri Madagaskar 1996. Piring porselen licin bergambar burung elang yang gagah pemberiah dari Bill Clinton, Presiden Amerika Serikat, 1995. Piring porselen dengan foto Sultan Hassanal Bolkiah Brunei Darussalam, bertitimangsa 1994. seperangkat alat makan terbuat dari kuningan merupakan souvenir dari Islam A. Karimov, 1996. Permainan solitaire mutiara Raja Husein Jordania 1996. Piring kuningan hadiah Jim Bolger PM Selandia Baru tanpa tahun.
Dari keranda demi keranda kaca saya mengamati. Lalu saya temukan pedang kristal dari Franjo Tudman, Presiden Republik Kroasia, 1995. Mirip pedang yang dipergunakan dalam film-film fantastik yang kerap menerbitkan segaris cahaya putih kebiruan saat dihunus. Ada setting mebel yang terdiri dari berbagai pemberian (dihimpun dalam satu tatanan) memperlihatkan meja bundar lackuer dari BM Saddiqui Khan Kanjo, Menteri Luar Negeri Pakistan. Lee Teng Hui dari Taiwan menghadiahi benda-benda khas China.
Di tengah blok, berdiri agung Peraduan Putri Tiongkok Dinasti Sung 960-1279 AD. Di situ tertera lengkap sejarah pembuatannya. Cukup menarik sebagai sumber tulisan skripsi atau apapun yang bersifat ilmiah. Bersaing dengan itu: Gamelan Kyai Dipa Asmara Sri Sunan Paku Buwono X Surakarta 1867-1939. Ah, masih banyak yang harus disinak, tentu saja. Saya akan meneruskannya suatu hari nanti...
(Kurnia Effendi)
2 Comments:
فني ستلايت حولي
فني ستلايت المنطقة العاشرة
فني ستلايت هندي
فني تركيب ستلايت
فني ستلايت
رقم فني ستلايت الفروانية | دليل شركات وخدمات الكويت اون لاين
فني ستلايت الكويت
zzzzz2018.8.29
coach outlet
fitflops
ferragamo outlet
christian louboutin shoes
canada goose outlet
coach factory outlet
ultra boost
ugg boots on sale 70% off
pandora charms
pandora jewelry
Post a Comment
<< Home