Monday, July 30, 2007

Kabar dari Jambi

Peluncuran “Negeri Angsa Putih”

Diam-diam Jambi terus hangat dalam kegiatan sastra. Selusin penyair berhimpun dalam satu antologi, meluncurkan karya puisi mereka bertajuk Negeri Angsa Putih. Launching yang dimeriahkan oleh pementasan Teater Tonggak dan Teater Air dengan artistik garapan Daya Kreativitas Insani, menunjukkan betapa insan seni di Jambi berjalan seiring dalam keindahan silaturahmi. Peristiwa sepanjang tiga hari di Gedung Teater Proscenium Taman Budaya Jambi, selain dihadiri oleh para sastrawan dan budayawan, juga tampak tamu-tamu dari jajaran birokrat (antara lain Pemda, Kepala Disbupar, Kepala Taman Budaya). Hubungan antara pekerja seni dengan pemerintah cukup karib, semoga saja tidak serta-merta menurunkan kualitas karya dengan cara-cara kompromis yang antikritik, misalnya. Panitia juga mengundang para jurnalis dari media cetak dan elektronik, di antaranya Kompas, Jambi Ekspres, Jambi Independen, Postmetro Jambi, TVRI, RCTI, SCTV, Metro TV, TPI, dan Trans TV.

Dimas Arika Mihardja, selaku inisiator, penyair, juga dosen sastra, mewakili penyelenggara menyampaikan maksud dan tujuan peluncuran karya. Antologi swadana berisi puisi 12 penyair itu dikemas begitu anggun dengan menampilkan penari. Lalu secara simbolik buku itu diserahkan kepada masyarakat (publik pembaca) melalui Dr. Maizar Karim, M. Hum (mewakili akademisi), Junaidi T. Noor (mewakili pemerintah daerah), Sakti Alam Watir (mewakili media massa). Acara berlanjut dengan pembacaan puisi dari masing-masing penyair untuk menginterpretasikan jiwa penciptaan mereka kepada audiens.

Sebelum dialog sastra, ada selingan lelang buku Negeri Angsa Putih. Panitia dan para penyair mengaku terharu ketika ada seseorang yang berani mebayar 1,5 juta rupiah untuk satu eksemplar. Tentu bukan karena buku itu dinilai mahal, namun merupakan penghargaan khusus terhadap karya sastra yang kenyataannya di Indonesia masih terpinggirkan.

Para penyair yang telah melepaskan karyanya ke tengah publik itu adalah: Chory Marbawi, Dimas Arika Mihardja, EM Yogiswara, F. Monthana, Hary S. Haryono, Nanang Sunarya, Nanang Tarsuna, Nicky Handayani, Siti Asiah, suardiman Malay, Titas Suwanda, Yohana, dan Ita Kustiawati. Mereka bekerjasama dengan Bengkel Puisi Swadaya Mandiri.

Angsa Putih bagi komunitas sastra Jambi merupakan simbol cinta, petualangan, kesetiaan. Keyakinan, dan kesucian. Puisi yang digubah dan dimuat dalam antologi itu secara metaforis ”serupa dengan angsa putih yang tak letih meniti buih kehidupan penuh kerinduan dan keharuan”. Tanggal 3 Juli memang sudah berlalu, namun gema kerukunan seniman di Jambi itu patut menjadi teladan bagi komunitas-komunitas sastra lain di Indonesia, terutama Jakarta yang terus meletup-letup karena saling menguasai melalui dominasi kebudayaan.

(Kurnia Effendi)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 Comments:

Post a Comment

<< Home