PERCAKAPAN INTERIOR
Kurnia Effendi:
-Ruang Tamu
Masih berdesir harum itu, menetap di serat katun sofa
Tem
Seperti yang sudah-sudah, kautinggalkan jejak lain:
Sidik bibir pada lengkung cangkir, sebelum ciuman terakhir
-Credenza
Sebuah pigura mencegah sepasang pengantin memisah diri
Ada kekuatan cincin yang mulai menghapus tanggal perkawinan
Ia ingin lolos dari jari-jari waktu, seiring cinta yang menemukan titik beku
Di mana jalinan rindu itu membentuk tapestry? Terasa nyeri
Ketika seluruh laci tak hendak terbuka lagi
Menyembunyikan semua janji: karat pada batang-batang hari
-Mezanin
Dari balkon itu engkau menatapku dengan mata sayu
Batapa ringkih bangunan cinta kita, gagal menjadi sebuah lagu
Semalaman kita mengubah warna ranjang menjadi biru
Tapi berulangkali runtuh serupa debu, meyerpih abu
Dari balkon itu engkau mengatakan ingin terbang
Membawa seluruh kenangan kita jauh melayang
Sayup kudengar “bulan separuh bayang” memenuhi ruang
Mengapa pelukan yang kutawarkan seperti buah terlarang?
-Patio
Selalu kuingat pertengkaran manis itu:
Berebut meletakkan “Song of India” di sekitar kolam
Fontein yang mencatat
Telah membasuh semua tulisan
Aku kehilangan kerlip cahaya langit yang luruh dari pergola
Kukira itu semata cintamu yang terpantul melalui gemintang
Bentuk yang sulit di
Melenyapkan semua tulisan
-Pedestrian
Membujur ke utara seperti arah langkahmu
Angin tak singgah lagi tanpa suaramu
Membentang sunyi lantai marmar sisa kepundan
Alangkah janggal jika padamu kuingatkan alamat rumah
Menjulang sepi tiang-tiang korintian
Harapan itu tinggal sejumlah remah
-Pantry
Aroma yang tak kulupa: uap dari hangat pasta
Sepucuk garpu untuk berdua
Saling mencoret cerita pada cerah pagi
Dengan atau tanpa burung bernyanyi
Nuansa yang tak lenyap dari ingatan:
Jambon pipimu setara kulit telur ayam kinantan
Pecahkan di gelas bening selingkar cendawan kuning
“Ini pengganti benih yang kuhirup semalam suntuk,” katamu
-Kamar Tidur
Dari seprai yang kusut terda
Mimpi banjir bandang menggenangi seluruh ceruk
Kekasih, malam ini kan kucari kota misteri pada peta tubuhmu
Kuingat letaknya dekat pusar dan kerap membuatku tersipu
Derai panjang anak badai mencari lepas pantai
Aku senantiasa menjadi buta oleh rambutmu yang tergerai
Pacu jantung kita mewakili detak waktu
Seperti langkah gegas seribu pemburu
-Shower
Hapus seluruh bekas tubuhku dari tubuhmu, demikian pula bekas tubuhmu pada tubuhku. Biarkan tumbuh rambut baru dari yang tercerabut, biarkan sisik kulitmu dan kulitku mengelupas setelah terbakar api
-Vitrage
Tembus pandangku pada kelopak jantungmu
Luka itu – tak pernah kumengerti muasalnya
Tembus pandangmu pada ruang jantungku
Siapa lagi tinggal di sana, siapa lagi?
Jakarta, 2006
Keterangan:
-“Bulan Separuh Bayang” adalah judul lagu Leo Kristi pada album “Nyanyian Tambur Jalan, Komedi Badut Pasar Malam” tahun 1980.
-“Song of India” adalah nama jenis tanaman untuk taman / lanskap
0 Comments:
Post a Comment
<< Home