Silaturahmi Penulis dan Penerbit
Em
Rasanya jarang dilakukan oleh penerbit; mengundang para penulisnya untuk buka puasa bersama dan berbincang dari hati ke hati untuk saling memantapkan kerjasama. Sebagian penerbit besar tentu akan repot bila mengumpulkan ratusan pengarangnya dalam satu event dan membutuhkan banyak biaya. Namun untuk sejumlah penerbit yang baru tumbuh dan sedang berkembang, gagasan ini
Dirancang secara mendadak, menurut Asama Nadia, CEO Lingkar Pena Publishing House (LPPH), acara ini
Pertemuan yang bersifat silaturahmi itu berjalan santai dan akrab. Sebelum perbincangan sekitar proses penerbitan, seorang ustadz memberikan pencerahan dengan kultum tentang manfaat membaca Al-Quran. Setelah itu, Helvy Tiana Rosa selaku Direktur LPPH menceritakan muasal Forum Lingkar Pena (FLP) mendirikan penerbitan.
Memang semua berawal dari komunitas penulis FLP, para penulis yang memiliki satu visi untuk memegang semacam prinsip bahwa menulis adalah “media dakwah”. Maka ketika ada seorang penulis yang merasa kurang percaya diri untuk mempromosikan karyanya, Helvy memberikan pandangan: “Kita menulis sesuatu yang baik dan mengajak orang untuk kebaikan, kenapa harus minder?”
FLP didirikan tahun 1997, sedangkan LPPH dimulai 2003. Menurut
Ada semacam infosesi dari pihak penerbit yang disampaikan kepada para pengarang FLP, terutama penjelasan proses sejak naskah diterima oleh LPPH sampai menjadi buku dan beredar di pasaran. Proses itu cukup fair dan melibatkan secara intens pengarangnya untuk berdiskusi demi lakunya sang buku nanti. Revisi berulang kali bukanlah tabu, justru menurut Asma, pengarang senior lebih rendah hati dalam proses itu.
Acara bincang-bincang sejenak jeda untuk buka puasa dan salat bersama. Semua berlangsung di ruang meeting lesehan lantai dua. Mereka yang sudah saling kenal sebelumnya dan sebagian bahkan (ternyata) suami-istri, menciptakan suasana seperti sebuah keluarga besar. Rata-rata pengarang yang bekerjasama dengan LPPH mengaku puas, terutama dalam hal laporan penjualan dan royalti. Dalam kesem
Memang benar, LPPH terkait dengan Mizan, karena kelahirannya melalui rahim Mizan Group. Atas nama penerbit, Helvy Tiana Rosa bertanggungjawab dengan pinjaman modal yang 20% diserahkan sebagai bagian andil LPPH. ”Tapi sampai kini kami belum benar-benar profit,” ujar Helvy. ”Meski demikian tidak memengaruhi hak pengarang. Kami selalu te
Tak banyak gaya militansi pelaku penerbitan yang betul-betul dijalani dengan konsisten, namun LPPH adalah contoh yang baik. Selain tetap menjaga kualitas dan materi buku-bukunya agar tidak menyimpang dari garis kebijakan mereka sejak awal, duo Helvy-Asma tetap survive dan tidak menyerah pada keterbatasan. ”Kami rela untuk bertugas rangkap.” Dan
Doorprize dan foto bersama menutup acara yang sederhana namun bermakna malam itu.
(
0 Comments:
Post a Comment
<< Home