Monday, February 18, 2008

Nyanyikan Cinta di Bulan Cinta

Selamat malam, selamat jatuh cinta lagi.

Malam ini adalah malam paling romantis bagi keluarga komunitas Leo Kristi. Kami para Lkers ingin memberi penanda dengan nyanyian, pembacaan puisi, dan sharing cerita cinta. Kita semua tahu, Bumi luas kita ini sanggup bertahan hingga hari ini, semata karena cinta.

Mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Maha Pencipta, Maha Pemelihara Kehidupan, dan Maha Pemberi Cinta. Kita dipertemukan di Warung Apresiasi Bulungan dalam keadaan sehat wal afiat, dengan suasana hati yang kelopaknya merebak terbuka.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua yang hadir di sini. Awalnya kami hanya ingin reriungan saling melepas kangen antaranggota LKer sambil memetik gitar dan menyanyikan tembang-tembang ciptaan Leo Kristi. Namun apa salahnya bila mengundang para sahabat lainnya untuk bergabung, siapa tahu acara seperti ini cocok buat semua kalangan. Hanya karena keterbatasan pada diri kami, undangan secara umum kami sampaikan melalui harian Kompas, mudah-mudahan lebih banyak yang membaca ketimbang dikirimi satu per satu.

Sebelum kami mulai genjrang-genjreng, ada baiknya diperkenalkan lebih dahulu apa dan siapa LKers ini. Sebagaimana yang telah samar-samar Anda ketahui, LKers adalah sapaan mesra bagi para penggemar lagu-lagu Leo Kristi yang tergabung dalam Komunitas Leo Kristi. Komunitas ini lahir sekitar tiga tahun yang lalu dan di pertemukan secara aktif melalui media maya dalam milis (mailing list) LeoKristi@yahoogroups.com. Milis dibuat oleh Mas Amir H. Daulay, yang mulanya ingin menguji sejauh mana animo penggemar Leo Kristi untuk saling berkomunikasi.

Ringkas kisah, milis ini berkembang dengan keindahan yang berbeda dibanding milis-milis lain. Kami yang berbeda suku, agama, dan profesi ini diikat oleh kegemaran yang sama menjadi sebuah keluarga, namun percakapan di dalamnya meluas ke mana-mana. Mulai dari filosofi lagu-lagu Mas Leo dalam tafsiran kami, tokoh-tokoh yang membangun republik ini, kebudayaan secara umum, buku-buku yang pernah dibaca, sastra dan filsafat, musik dari generasi masa lalu, dan bahkan politik. Semua disampaikan dalam ungkapan yang santun, lebih bersifat tukar pikiran ketimbang perdebatan, sehingga yang lahir adalah cahaya kebijakan antaranggota untuk saling memperkaya khazanah pengetahuan masing-masing.

Jangan heran jika di antara kami ada generasi muda yang awalnya tak pernah mengalami kejayaan Mas Leo di panggung-panggung tanah air. Mereka kini telah hafal lagu-lagu Mas Leo tak kalah fasih dari generasi bapaknya. Ini menunjukkan bahwa lagu-lagu ciptaan Mas Leo bersifat universal dan lintas generasi. Saya jadi terkesan ucapan Mas Leo sewaktu di Aceh, bahwa karya yang baik itu selalu bergema panjang. (tepuk tangan untuk Leo Kristi).

Setelah kami terbiasa ngobrol melalui internet, digagaslah untuk saling bertemu. Maka terjadilah pertemuan keluarga Lker (betul-betul bernama keluarga, karena sebagian besar mengajak anak dan istri, keponakan, adik, maupun sahabat). Tempat-tempat pertemuan kami antara lain: Café Venecia TIM sebelum terbakar, Kebon Binatang Ragunan, Toko Buku MP Book Point, dan rumah-rumah kami secara bergiliran. Setelah itu kami menggagas untuk silaturahmi besar dengan bermain musik tiga bulan sekali. Kami sudah realisasikan bersamaan dengan event penting negeri ini.

Pertama “Senja Raya Indonesia Merdeka” pada 18 Agustus 2007. Berikutnya “Pahlawan yang Dilupakan” tangal 10 November 2007. Selain menyanyi kami juga berdiskusi tentang ruh pahlawan dalam lirik lagu Leo Kristi. Dan perayaan kali ini sedikit menyerempet Hari Valentine, dengan tajuk acara: “Nyanyikan Cinta di Bulan Cinta.” Ingin tahu, kapan pertemuan besar kami berikutnya? Tunggu tanggal 20 Mei 2008, persis libur Hari Raya Waisak, Rabu senja, dengan acara: “Kebangkitan Jiwa Muda dalam Nada.” Tempatnya akan kami beritahukan menyusul.

Dalam beberapa kali silaturahmi, Mas Leo Imam Sukarno hanya “menyaksikan” dan “mendengarkan” dari jauh saja. Beliau memang seniman luar biasa, yang semangat dan jiwanya selalu berada di tengah-tengah kami. Malam ini sangat istimewa karena Mas Leo berkenan hadir untuk menghangatkan keluarga besarnya ini. Jadi, inilah cara kami membalas budi setelah sekian tahun berbahagia dalam gelora cinta (kepada sesama manusia dan tanah air), mengundang Mas Leo untuk turut menyaksikan karya-karyanya bergema panjang. Melalui komunitas Leo Kristi kami berjanji akan terus memelihara 96 adikarya senandung konser rakyat Leo Kristi. 

Pertanyaannya adalah: apakah Leo Kristi akan berhenti sampai di sini? Mas Leo yang akan menjawabnya nanti. Apakah lagu-lagunya akan terus dikenang oleh setiap generasi yang lahir kemudian? Kami yang akan memperjuangkannya. Apakah keluarga Lkers ini akan semakin membesar? Tentu saja. Setiap usai kami melakukan reriungan, milis kami kebanjiran anggota baru. Mereka yang sehati dengan kami tentu akan kerasan dan merasa di rumah sendiri.

Pada pertemuan yang lalu, kami mendapatkan anggota keluarga baru bernama Happy Salma. Adik kami itu dengan manisnya membacakan cerpen bertema pahlawan yang membuat seluruh pendengarnya terharu. Ruangan begitu hangat, padahal kala itu, di luar jendela hujan tak kunjung berhenti. Hari ini, Happy Salma tak dapat menemani kita, karena harus berangkat ke Pekanbaru untuk tugas profesinya sebagi seniwati. Melalui sms, dia mengirim salam untuk semua LKers dan teman-teman yang hadir malam ini.

Malam ini seharusnya ada seorang adik jelita yang juga akan bergabung sebagai keluarga LKer. Dialah Wulan Guritno. Sudah saya siapkan puisi cinta untuk dia bacakan. Namun sayang sekali ada urusan keluarga mendadak yang membatalkan kehadirannya di tengah-tengah kita.

Baiklah, sebelum acara dimulai, saya akan menyebutkan beberapa nama para LKers yang dalam aliran darahnya berisi notasi dan syair lagu-lagu Leo Kristi. Jika rumah mereka kebanjiran, yang diselamatkan terlebih dulu adalah koleksi kaset dan CD Leo Kristi, baru ijazah dan buku tabungan. Mungkin Mas Leo akan bertambah haru jika mengetahui hal itu, betapa cintanya kami kepada aset besar negeri ini.

Saya persilakan naik ke atas panggung: Mas Adi Setiyadi, yang dianggap sebagai Ketua Dewan Syuro LKer. Lainnya banyak sekali jika saya sebutkan satu per satu. Gamawan Waloeyo dari Politeknik Bandung. Ramdan Malik dari TPI. Henry Ismono dari tabloid Nova. Albert Go ahli farmasi, Mas Bambang Aroengbinang pengusaha sukses. Mbak Yoosca, Mbak Tanti. Rezza Suhendra, gitaris ajaib. Henry Widjaja, petinggi otomotif sekaligus fotografer, Mas Sena, Mas Aries, Mas Ari Nurtanio. Mas Amir H. Daulay yang ”paling kurus”, Mbak Ayu, yang beberapa malam lalu menjadi vokalis pada acara Puisi Cinta Sapardi Djoko Damono di TIM. Budhi Kurniawan, Bagus Indahono, Aki Sudrajat, Kang Odeng bersama Mega… dan seterusnya.

Dengan rasa syukur dan bangga, kami persembahkan malam NYANYIKAN CINTA DI BULAN CINTA.

Jakarta, 17 Februari 2008

Kurnia Effendi, pembukaan pentas Leo Kristi bersama LKers (komunitas Leo Kristi) di Warung Apresiasi Bulungan.

 

 

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Review yg menarik, tapi kenapa banyak sub-plot nya ya, bos? Jadi bingung ini sebenarnya mau ngebahas apa :-)

Btw, gue bukan perokok, tapi berkunjung ke rumah alm buyut tentu wajib dilakukan. *wink!

7:25 AM  

Post a Comment

<< Home