Tuesday, July 29, 2008

sosok

Yessy Gusman dan Taman Bacaan

Bagi generasi 70-an, tentu akan ingat dengan terang benderang siapa Yessy Gusman. Benar, dia pasangan harmonis Rano Karno dalam banyak film remaja di masa itu. Film “legendaris” Yessy Gusman yang suksesnya diulang oleh Ada Apa dengan Cinta di tahun 2005, antara lain: Gita Cinta dari SMA dan Puspa Indah Taman Hati. Keduanya diangkat dari novel remaja karya Eddy D. Iskandar.

Masihkah Yessy Gusman eksis hari ini? Ditemui dalam acara pembukaan Jakarta Book Fair 2008 akhir Juni lalu, ia masih jelita. Wajahnya tetap segar dan ramah, kini dengan kerudung menutupi rambutnya. Yessy hadir di situ karena undangan khusus untuk menerima penghargaan sebagai pendiri Taman Bacaan dari IKAPI DKI yang disaksikan oleh Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta. Ternyata, sejak Desember 1999, ibu berprofesi pendidik itu telah mendirikan Taman Bacaan Anak dan Sanggar Kreativitas Anak di bawah naungan Yayasan Bunda Yessy. Setahun sebelumnya ia mendirikan dan menjadi Direktur PT Purnama Bara Global sampai sekarang. Dalam kiprahnya itu, lembaganya bekerjasama dengan sekitar 350 mitra taman bacaan di seluruh Indonesia.

Untuk Jakarta, ada berapa taman bacaan yang berafiliasi dengan Bunda Yessy? “Ada 100 taman bacaan. Kami menyumbang dan menfasilitasi buku-bukunya.” Demikian ujarnya. Kegiatannya ini memang dekat dengan hobi yang rutin dilakukan: membaca, menulis, melukis, dan melakukan perjalanan.

Yasmine Yuliantina Yessy Gusman, demikian nama lengkapnya, lahir di Jakarta 21 Juli 2008. Kariernya sebagai aktris dimulai tahun 1974. Film Romy & Yuli adalah debutnya yang perdana, sebagai pemeran masa kecil Yuli (Widyawati). Disusul dengan Gita Cinta, Puspa Indah, Buah Terlarang, Neraca Kasih, Tali Merah Perkawinan. Sekali Yessy dibesut dalam film garapan sutradara Teguh Karya, Usia 18, menjadi nominasi Aktris Terbaik Festival Film Indonesia 1981.

Dari hobinya, di tahun 2004, Yessy berhasil menulis sebuah buku berjudul Menyemai Kasih, Suatu Perjalanan yang diterbitkan oleh penerbit Baraka (Mizan Group). Tahun sebelumnya, 3 Mei 2003, Penerbit Mizan sudah lebih dulu memberikan penghargaan atas kepeduliannya untuk mendukung penyediaan sarana Taman Bacaan bagi masyarakat.

Awalnya saya membangun satu taman bacaan dengan mengontrak rumah di belakang tempat tinggal saya, di Warung Jati Kalibata.” Ia bercerita sejarah persentuhannya dengan kepedulain masyarakat.

Sejumlah prestasi yang terkait dengan buku dan pengembangan minat baca diperoleh Yessy dalam beberapa kesempatan. Misalnya 16 Desember 2003, Mendiknas A. Malik Fajar memberikan penghargaan. Pada 28 Oktober 2005 dalam rangka Hari Sumpah Pemuda, diterimanya Anugerah Kemepudaan dari Menpora H. Adhyaksa Dault, SH, MSI. Yessy dipilih sebagai tokoh yang mencurahkan segenap tenaga, pikiran, dan waktunya dalam mengembangkan minat baca generasi muda. Dalam peringatan seperempat abad Perpustakaan Nasional Indonesia, 20 Desember 2005, Yessy menerima penghargaan Nugrah Jasadarma Pustakaloka.

“Terus terang, saya senang melakukan kegiatan ini.” Yessy mengaku. Semua itu memang tampak lahir dari hati. Kecintaannya itu seiring dengan kegiatan formal yang dilakukannya, antara lain sebagai dosen Performance of Dramatic Literature di London School Jakarta. Ia juga menjadi sekretaris Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non-Formal. Dari jasa pekerjaannya ini, ia mendapat penghargaan dalam meningkatkan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Non Formal.

Boleh tahu di mana alamat sanggar dan kantor Mbak Yessy. “Oh, tentu. Kantor saya di Jl. KH Wahid Hasyim 27 Jakarta Pusat. Kalau mau ke Sanggar Kreativitas Anak, silakan ke Jl. Duren Tiga Raya No. 2 Pancoran Jakarta Selatan.”

Tampak dia begitu welcome.

(Kurnia Effendi)