Saturday, July 29, 2006

Adeke Dini Fahransa, Calon Kuat Puteri Indonesia 2006

DALAM sekali pandang, wajah dara jelita ini mirip dengan Siti Nurhaliza. Siapakah dia?

Saya Adeke Dini Fahransa,” ia memperkenalkan diri dengan senyum manis. Keponakan sekaligus pengagum almarhum Om Hamid Jabbar.”

Ah, jangan-jangan dia tahu kalau saya juga mengagumi Hamid Jabbar, penyair besar Indonesia itu. Jangan-jangan Adeke tak hanya mewarisi jiwa seni dari pamannya itu, melainkan juga kepopulerannya melalui berbagai prestasi. Mari kita omong-omong dengan Adeke, yang lahir tanggal 3 Mei 1986 di Jakarta.

Tapi saya orang Minang, lho.” Ujarnya. Benarkah? Ternyata kedua orang tuanya memang berdarah Minang. Ayahanda bernama Ir. Burhani Rahman St. Sampono Chatib, lahir dari pasangan Ibu Batu Palano Sungai Puar Agam dan Ayah Pandai sikat Tanah Datar. Sedangkan ibunya, Ranny Nooraini, meski lama tinggal di Sukabumi Jawa Barat, berasal dari Koto Gadang. Ya. Rasanya tak disangsikan lagi, bahwa gadis cantik ini keturunan Minang.

Apa yang istimewa dari Deke? Mahasiswi Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2003 ini, tidak secara mendadak mencuat namanya. Ia telah membangun prestasi demi prestasi sejak duduk di SMA 28 Pasar Minggu. Lihat saja daftar reputasi di bawah ini: Juara Kebaya Krancang Betawi Putri Sangkrini di Taman Mini (2001), Abang-None Remaja Kencur di Ancol (2002), Juara II Lomba Penyuluhan Bahaya Narkoba bagi Generasi Muda (2002), Juara III Lomba Puisi Bahasa Inggris (2002), Juara I Lomba Karya tulis bidang Kebudayaan oleh depdiknas (2002), dan Juara I karya tulis Kompetisi Ekonomi FEUI (2003). Wah, luar biasa! Tentu ini bukan karena kebetulan, justru dilatari dengan perjuangan, ketekunan, kecerdasan, serta keluasan pandangan pemikirannya.

Apakah hanya berhenti sampai di situ? Pasti tidak. Buktinya, Adeke telah meraih gelar Arjuna Srikandi Pajak pada tahun 2004, yang penobatannya berlangsung di Jakarta Hilton Convention Centre pada tanggal 7 Desember 2004. Ini tentu merupakan pengalaman yang akan menempa sikap dan konsep berpikirnya sebagai sang juara. Dengan prestasinya itu, ia telah membawa pulang sebuah mobil Toyota Avanza, bea siswa, uang kehormatan selama satu tahun, dan rekomendasi sebagai pegawai di kantor Ditjen Pajak. Ah, siapa tak akan iri? Dan rupanya, Adeke satu-satunya peserta yang masih kuliah, sementara semua saingannya telah menjadi sarjana.

Saya jadi penasaran, apa hobi sang jelita ini? Saya suka membaca dan menulis,” jawabnya renyah. Nah, benar kan? Tak jauh-jauh dari kegemaran Hamid Jabbar dan Fakhrunas MA Jabbar, kerabat yang juga dikenal sebagai cerpenis dan menjadi jurnalis di Riau. Buku-buku yang dibaca sesuai dengan pendidikan yang dipilihnya: bidang psikologi. Tentu karya-karya berdasarkan pengalaman Torey Haiden juga menjadi koleksinya. Ketika ditanya cita-cita, sungguh mulia jawabannya. Selain ingin menjadi psikolog, saya berharap bisa mendirikan Taman Kanak-Kanak. Oleh karena itu saya memilih Psikologi Pendidikan untuk studi saya.”

 

***

 

ADEKE, sebagai panggilan yang bermula dari sebutanAdek Kecil”, sebentar lagi memasuki masa karantina yang akan berlangung dari tanggal 15 sampai 25 Agustus 2006 di Hotel Nikko Jakarta. Wahai, anugerah apa lagi yang menghampirinya? Ternyata Adeke telah berhasil menjadi wakil Puteri Indonesia dari Sumatera Barat. Balairung Sati Hall Hotel telah menjadi saksi mahkota yang diterimanya, untuk siap menyongsong kompetisi yang lebih berat berikutnya di tingkat nasional.

Keinginan saya melakukan wawancara ini, didasari dari sejumlah prestasi yang membuatnya pantas menduduki posisi itu. Dengan sedikit mengandalkan feeling, saya merasa Adeke akan menjadi calon kuat sebagai sang juara pada perhelatan final kelak. Saat ini, sejumlah pembekalan sedang dia terima di tempat yang diwakilinya, Sumatera Barat. Di tengah kesibukan itu, suaranya tetap renyah, dan optimis. Untuk melengkapi perbincangan, saya sengaja melontarkan pertanyaan yang mengandung pandangan pribadi. Tentu mengenai Pemilihan Puteri Indonesia.

Menurut saya,” kata Adeke. Kegiatan Pemilihan Puteri Indonesia ini sangat positif. Sebab menjadi ajang para gadis berprestasi untuk mengenal lebih banyak lagi tentang wawasan keindonesiaan. Kami semua akan mendapat pengalaman yang luar biasa, mendapat ilmu dari banyak orang yang juga luar biasa di bidang masing-masing. Dengan berkumpulnya 33 wakil provinsi, pergaulan semakin luas dan sahabat semakin banyak. Dengan acara ini, kita dituntut untuk terbuka dan ramah, berpandangan luas dan yang terpenting bisa mengangkat nama baik bangsa.”

Adakah yang cemburu, karena dating dari Jakarta dan memenangkan kompetisi di Padang?”

Mungkin awalnya demikian. Tapi saya justru diharapkan oleh kerabat Minang agar dapat mewakili Sumatera Barat. Dan ketika akhirnya saya terpilih, dua belas finalis yang lain memberi selamat dan mendukung.”

Apakah Deke didukung oleh orang tua?”

Sangat didukung,” sahutnya bersemangat.

Memiliki puteri yang dapat dibanggakan, tentu harapan banyak orang tua. Adeke yang memiliki tinggi badan 168, tergolong mungil. Tetapi IPK yang diraihnya tidak mungil, 3,6. Selain itu, gadis yang mahir berbahasa Inggris ini sering menjadi presenter pada acara-acara televisi, antara lain: TV Filler “Gettaxdi Global TV dan TVRI (2005), Pajak untuk Anak-anak di Lativi (2005), “MTV Weekend” di Global TV (2005), Poetry Reading on “Great Lecture” Program di Metro TV (2006), Host Off-Air “Panasonic Big Ball di Metro TV (2006).

Akhirnya tinggal menyiapkan fisik dan mental untuk menuju babak nasional. Dengan keyakinan dan dukungan doa, seluruh perjuangan tentu tak akan sia-sia. Selamat berkompetisi, Adeke!

 

***

 

(pewawancara: Kurnia Effendi, cerpenis, redaktur PARLE)