Thursday, January 25, 2007

Angsa Putih

            PATUNG porselen sebesar dua genggaman itu kuberi nama Angsa Putih. Ia memang miniatur seekor angsa yang cantik, dengan seluruh permukaan bulu berwarna putih kemilau. Matanya jernih dan menjanjikan kesetiaan. Seolah-olah hidup, sehingga sering aku terbujuk melakukan hal-hal sinting, misalnya: mengajaknya bicara. Beribu cerita kuciptakan bersamanya di atas tempat tidur, sebelum mataku benar-benar terpejam. Dan kini..., lihatlah angsa putihku!

            Sekarang, apa lagi yang mesti kusimpan? Sesudah kamu menghilang dan almanak telah berganti lebih dari dua belas purnama, aku semakin kehilangan jejak. Surat-suratmu yang berharga selalu kamu tulis amat pendek, terasa sekali sebagai berita yang langka. Dan setahun terakhir ini tak ada apa-apa lagi kecuali patung angsa putih pemberianmu yang kini telah remuk. Apakah dengan demikian aku masih pantas berharap?

            "Cinta lebih sering menyakitkan," katamu, dua tahun lalu. "Aku hampir tak percaya lagi."

            "Aku belum bisa menilai apa-apa tentang cinta."

            "Kamu masih terlalu muda…"

            "Kukira bukan itu masalahnya." Aku membuka dompet, memberikan Surat Ijin Mengemudi kepadamu. "Sudah dua puluh satu."

            Kamu memandangku setelah mengamati pasfotoku. "Kamu belum pernah jatuh cinta?"

            "Mungkin pernah. Tapi sudah lama lewat. Aku masih remaja, ketika itu. Apakah itu cinta, aku sendiri kurang yakin."

            "Sampai saat ini kamu memikirkannya?"

            Siapa?”

            Pemuda itu.”

            "Tidak lagi."

            "Kenapa?"

            "Dia pindah sekolah setelah kami saling dekat."

            "Kamu bisa menulis surat, atau e-mail, bukan?"

            "Tanpa tahu alamatnya?"

            Kamu menarik napas dalam-dalam. "Tentunya kamu berduka sesudah dia pergi."

            "Ya," sahutku jujur. "Tapi aku menyimpan sesuatu. Lukisan angsa. Pemberiannya, ketika aku ulang tahun."

 

(Dipetik dari cerita Angsa Putih, Kurnia Effendi)

 

 

0 Comments:

Post a Comment

<< Home