Pantun Ulang Tahun dan Perpisahan Pensiun Uda Jantoni

Meninjau prasasti di masa lalu

Berlengganglah ke Pagarruyuang

Pak Jantoni telah ditunggu sepenuh rindu

Pulang ke rumah dengan uang sekaruang

Pesta di mana-mana selalu penuh tawa

Hujan bunga dan balon berwarna

Perpisahan di sini harus kaya dengan canda

Tiada reda cinta dari KPK

Sungguh termasyur gurindam Raja Ali Haji

Membawa kita ke alam surgawi

Akhirnya perusahaan menepati janji

Memberi Pak Jantoni pesangon duniawi

Ke mana kaki hendak melangkah?

Selain mencari jalan penuh berkah

Ke mana lagi kalau tak pulang kampuang?

Menengok rumah gadang ibu kanduang

Tak kan kulupa kemesraan Singkarak-Maninjau

Tempat memadu janji dua sejoli

Sekalipun telah jauh pergi merantau

Tetap terkenang si jantung hati

Buah delima rimbun di kebun paman

Siapa sangka panen berlimpah

Rindu di dada bagi Padang-Pariaman

Jiwa ini senantiasa hangat seperti rempah

Jula-juli gaya Surabaya

Gambang Kromong milik Betawi

Tak perduli siapa saya

Onde-mande, sambut mesra Uda Jantoni

Esok hari tak perlu gesek absensi

Boleh tidur kembali setelah sembahyang subuh

Main catur tak harus terlampau pagi

Sambil menunggu secangkir kopi diseduh

Rancak-bana perayaan teman-teman

Pai kama rupanya awak ini hendak

Janganlah mengira ambo kan melupakan

Sampailah sahabat muda kelak beranak-pinak

Dari Padang-Panjang ke Payakumbuh

Selalu dihiasi rintik-rintik hujan

Singkong balado hangatkan tubuh

Maaf dan terima kasih sungguh menyehatkan

Selamat ulang tahun, selamat pensiun

Selamat mencapai puncak purna bhakti

Doa kami hanya melalui seuntai pantun

Namun percayalah ini dari dasar hati

 

Kurnia Effendi

Jakarta, 10 Mei 2007

(dibacakan oleh Arsinius dan Anastasia, teman sejawat, dalam little farewel party melepas Pak Jantoni Rusli, bersama KPK – Karyawan Peduli Karyawan)