Monday, November 19, 2007

Ataraxis Meluncur Menuju Kesehatan Jiwa

Rata-rata kesehatan jiwa mulai terancam, terutama di tengah problem dunia yang semakin menekan. Masalah kesulitan ekonomi yang menyulut kriminalitas, perang antarnegara yang memicu ketakutan penduduk, bencana bertubi yang mengakumulasi kecemasan manusia, penyimpangan perilaku yang disebabkan oleh krisis multidimensi, kemajuan yang tidak didukung kekuatan dasar moralitas, telah memberi sumbangan besar terhadap rapuhnya kesehatan jiwa.

Malam itu, Kamis 25 Oktober 2007, Dr. G. Pandu Setiawan, SpKJ, menjadi narasumber pada acara konferensi pers di Hotel Le Meridien. Peluncuran Jurnal Kesehatan Jiwa Indonesia Ataraxis adalah agenda yang menjadi awal program Gerakan Kesehatan Jiwa di Indonesia. Acara ini tidak dirancang mendadak, karena ternyata telah diawali sejak Konvensi Nasional Kesehatan Jiwa (KNKJ) yang diselenggarakan pertama kali tahun 2001 di Malang. Disusul dua tahun kemudian di Jakarta (2003) dan KNKJ III juga berlangsung di Jakarta (2006)

Pada akhirnya para pakar kesehatan jiwa membentuk Jejaring Kesehatan (Jejak) Jiwa yang mencoba “melihat ke depan” nasib bangsa melalui terapi dan analisis dengan mengikutsertakan semua pihak untuk bekerjasama. Dengan merangkum setiap agenda KNKJ, mengubah cara berpikir dan bertindak secara sistemik berbagai kalangan yang peduli terhadap kesehatan jiwa masyarakat melalui komunikasi aktif yang selalu dikembangkan. Segenap pemikiran ini harus menjadi “gerakan” yang secara nyata memberikan sumbangan bagi pembangunan bangsa ini.

Jejak Jiwa memiliki konsep 4 kuadran intervensi Keswa (Kesehatan Jiwa). Kuadran pertama adalah pengembangan pengetahuan kritis tentang Keswa. Wilayah intervensi kuadran dua melakukan pemetaan dan penilaian berkala dari kondisi-kondisi yang berpengaruh pada persoalan Keswa. Tindakan kolaboratif strategis diletakkan pada kuadran ketiga. Wilayah intervensi keempat merupakan pengembangan sistem dukungan publik untuk penanganan persoalan Keswa.

Semua ini tampaknya hanya sekadar teori yang masih jauh dari harapan, jika hanya mengandalkan para dokter dan ahli jiwa. Di Indonesia hanya ada sekitar 500 orang psikiater, separuhnya berada di Jakarta. Bayangkanlah, ketika terjadi tsunami di Banda Aceh, trauma yang terjadi di kalangan penduduk hanya ditrangani oleh tiga psikiater, sebelum datang bantuan dari pelbagai tempat.

Kesadaran terhadap perlunya tenaga ahli dan dokter kesehatan jiwa boleh jadi datang terlambat. Namun diyakinkan bahwa upaya untuk mengatasi semua kegelisahan dan kecemasan ini harus dilakukan bersama-sama oleh pelbagai disiplin ilmu secaera simultan dan integrasi. Oleh karena itu, pada hari Jumat 26 Oktober 2007, diselenggarakan seminar dan diskusi kelompok yang bertujuan menampung masukan serta bagaimana memecahkan persoalan-persoalan kesehatan jiwa yang mengemuka.

Kerangka program yang hendak dilaksanakan meliputi riset, pengajaran, lokakarya, dan publikasi kepada masyarakat luas. Time-frame digelar sejak 2007 sampai dengan 2009. “Jejak” menyadari benar akan tingginya keragaman representasi sosial di kepulauan (sebagai kondisi riil di Indonesia) telah terbukti rerntan terhadap konflik sosial. Sumber-sumber pemicu lainnya adalah meluasnya wilayah distress yang berkaitan dengan ekonomi, situasi lokal, serta ruang hidup tanpa jaminan keselamatan dan perlindungan bagi para pengungsi ekonomik. Banyak hal diungkap secara ringkas sebelum Jejak membuka acara resepsi yang mengundang banyak kalangan akademisi dan profesi.

Sungguh tepat mengambil langkah sosialisasi dengan meluncurkan Jurnal Ataraxis yang menghimpun tulisan tentang pelbagai kasus kesehatan jiwa di Indonesia dari babarapa sudut pandang. Pada edisi perdana itu sedikitnya ada lima penulis, antara lain Emmanuel Subangun, Nova Riyanti Yusuf, Risa Permanadeli, Limas Sutanto, dan Sri Palupi. Selain itu ditampilkan pula riset yang dilakukan oleh Byron J. Good, Jesse Grayman, dan Matthew Lakoma. Jurnal setebal 60 halaman dengan artikel yang mudah dimengerti, diharapkan mempercepat pemahaman masyarakat. 

Sebagai pemandu acara, Ratih Sanggarwati, membawa satu per satu sesi berlangsung dengan makan malam sebagai pembuka. Musik keroncong “penyejuk jiwa” melantunkan beberapa lagu. Sembilan tokoh kesehatan jiwa dari pelbagai negara hadir memenuhi undangan dan satu di antaranya adalah seorang editor buku “Ketika Tidak Ada Psikiater” yang malam itu dibedah oleh dua orang book reviewer.

Buku karya Vikram Patel, warga India, menurut kedua pembedah cukup lengkap memuat seluruh aspek kesehatan jiwa bahkan dari sepanjang usia. Ketebalan bukunya saja yang membuat kepraktisannya berkurang. Pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Ashra Vina dan Dr. Andrew Mohamraj sebagai penyunting, enam bulan setelah peristiwa tsunami. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan yang memadai bagi para sukarelawan yang membantu rekondisi di lokasi.

Kini “Where There is No Psychiatrist” dibagikan untuk kalangan terbatas demi usaha yang telah dijelaskan di depan, sebagai akselerasi penyadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa. “Coba bayangkan, apakah masuk di akal jika mahasiswa merusak kampus mereka sendiri, tempat mereka belajar, hanya karena persoalan sepele. Contohnya banyak, salah satunya di depan RSCM, antara mahasiswa UKI dan mahasiswa YAI sering kali terlibat tawuran.” Demikian Dr. Pandu Setiawan menyampaikan kenyataan di depan mata. Tentu, di balik perilaku dan kejadian itu, ada hal yang tak beres dengan kesehatan mental mereka, tetapi tak pernah diakui atau disadari.

Jurnal Ataraxis yang akan terbit secara berkala tiap 3 atau 4 bulan itu merupakan kerjasama antara The Indonesian National Mental Health Network (Jejak Jiwa) dengan Metaforma Institute.

(Kurnia Effendi)

 

 

 

 

 

 

5 Comments:

Blogger Unknown said...

christian louboutin shoes
canada goose
rolex watches
adidas trainers
sac longchamp
true religion jeans
coach outlet online
giuseppe zanotti
gucci outlet
mont blanc ballpoint pen
201612.24wengdongdong

4:23 PM  
Blogger 5689 said...

zzzzz2018.8.29
coach outlet
fitflops
ferragamo outlet
christian louboutin shoes
canada goose outlet
coach factory outlet
ultra boost
ugg boots on sale 70% off
pandora charms
pandora jewelry

1:05 PM  
Blogger exam results said...

examresultub.com is an extensive educational portal. Students, parents,
teachers and educational institute can get Board Exam Result,
Admission, Academic Result, Career, Study Material for Assignments,
Institutes and latest Educations News in Bangladesh.


Exam Result:
BPSC is published the bcs exam result 2021 on bpsc.gov.bd result website- https://examresulthub.com/

The Ministry of Education has published hsc admission result 2021 for admission in higher secondary level in Bangladesh.


Full Resources:
https://examresulthub.com/sitemap/


official website:
examresulthub.com

12:09 PM  
Blogger jobnewsbd24.com said...

GST Primary Selection Result has been publihsed very soon from their official website otherwise visit to our website to view Guccho Eligible List our website available

9:25 AM  
Blogger exam results said...


20 General Science and Technology University is published the gst university admission result 2021 on gstadmission.ac.bd result page. students just need roll number to check the result.

check Also:
1. gst university admit card download
2. guccho university result 2021

9:34 PM  

Post a Comment

<< Home