Pesta Keboen
Toegoe moeda kami poenja, kota lama poen ada
Simpanglima hiroek-pikoeknja, tjandi lama kerlip lampoenja
Toean Meneer doeloe doedoek di sini. Santap dan minoem setiap hari
Pesta tjanda gembira di hati. Indahnja keboen memberi arti
Kini Toean Njonja poen datang bersama. Kami sediakan jang Toean Njonja soeka
Poetra-poetri toeroetlah serta. Lintjah gembira di taman boenga
Kitjaoe boeroeng riangnja hari. Gemertjik air sedjoekkan hati
Djikalaoe koerang bolehlah lagi
Mana soedi soepaja diboengkoeskan. Kardoes dan plastik soedah disediakan
Oleh-oleh tjotjok diberikan oentoek sanak sodara. Djangan sampai diloepakan
Djaoeh di mata dekat di hati. Kami selaloe ada di sini
Djikalaoe Toean Njonja rindoekan lagi.
Kami boekakan pintoe Toean Njonja poenja hati
Puisi di atas da
Mari kita tengok cerita pelukis legendaris Nusantara itu. Raden Saleh diceritakan lahir di Ter
Sekitar em
Sebenarnya, apakah yang
Bagaimana dengan makanan yang disajikan? Cukup bervariasi, mulai dari menu Eropa (steik dan salad) sampai dengan menu tradisional yang dikutip dari pelbagai ranah Jawa. Ada tahu telur kopyok, gudeg, dan makanan Semarangan. Yang menarik, begitu kita duduk, pramusaji segera meletakkan jamu beras kencur dalam gelas-gelas kecil.
Ruangan dalam restoran Pesta Keboen tidak banyak berubah dari asalnya: rumah yang bertahan dengan sentuhan langgam art deco. Rumah itu memiliki ruang tamu yang digunakan untuk meletakkan meja kasir dan selingkar meja makan dengan 4 kursi besar-besar. Sebuah radio kuno ditem
Masuk ke dalam ada ruangan yang menampung beberapa set meja dan kursi makan untuk masing-masing berem
Di belakang ada sebuah beranda yang langsung berhubungan dengan kebun terbuka. Mungkin tem
Setiap kali makan di Pesta Keboen, yang terakhir pada tanggal 26 Maret lalu, saya selalu menyediakan waktu untuk berjalan keliling ruangan. Memotret dan mencatat sesuatu yang menarik. Memang cocok puisi pembuka pada buku menu. Tuan dan Nyonya tak hanya mau makan, tetapi sekaligus menikmati suasananya.
Beberapa dokumentasi kota lama Semarang dicantumkan dalam buku menu itu. Antara lain Grejo Blenduk, sebuah gereja tertua di Jawa Tengah yang dibangun oleh komunitas nasrani Belanda tahun 1753. Kubahnya terbuat dari tembaga. Daerah itu, dulu dikenal sebagai The Little Netherlands, kampung Eropa atau Outstadt/Euroeschebuurt. Kini jalan-jalan di kawasan gereja itu dilapis dengan konblok yang tertata rapi.
Nama Semarang bermula dari Asem Arang, karena banyak jalan yang ditumbuhi pohon asam berjarak renggang antara satu dengan lainnya. Ki Ageng Pandan Arang,
Zaman dulu, wilayah glamour di Semarang berada di Jalan Pemuda yang awalnya bernama Bodjongsche weg. Disebut-sebut sebagai Champ Elysee-nya Jawa. Di situ ada Hotel du Pavilion, gedung Gris (sem
Itulah yang saya lakukan saat menunggu datangnya pesanan: menikmati ruang demi ruang, lembar demi lembar petikan sejarah dalam buku menu. Akhirnya makan siang yang dipesan tiba. Saya sengaja memilih masakan Jawa Timuran, berteman es kemuning. Siapa mau mencoba? Datanglah malam hari. Suasananya akan lebih gayeng karena ada musik hidup yang mengiringi kita mengudap sajian. Seperti di rumah sendiri saja…
(
1 Comments:
zzzzz2018.8.29
vibram fivefingers
nike soldes
christian louboutin shoes
moncler jackets
cheap jordans
ralph lauren uk
cheap jordans
dsquared2
bottega veneta
christian louboutin outlet
Post a Comment
<< Home