Sitta Karina dan Novel Edukasi

Barangkali lebih banyak kaum remaja yang akrab dengan nama Sitta Karina, karena kesepuluh novelnya bicara tentang kaum muda dan keluarganya. Tampaknya Sitta menjadi kesayangan Terrant Book, 9 di antara 10 bukunya diterbitkan oleh penerbit yang kini memiliki motto Hot Book For Cool.

            Kamis malam, 28 Februari, di Warung Pasta Kemang, Sitta meluncurkan novelnya yang terbaru, berjudul Seluas Langit Biru. Dihadiri oleh para sahabat, keluarga, sejumlah wartawan, juga fans-nya yang pada malam itu membawa seluruh koleksi buku Sitta untuk ditandatangani pengarang idolanya.

            “Saya menulis dengan misi kecil, ingin memberikan edukasi bagi remaja. Untuk generasi Nifa ini,” Sitta menunjuk fans yang memiliki semua judul novelnya. “Ya, mula-mula dengan membuka wawasan mereka terhadap kebudayaan Indonesia serta memberi contoh tentang hangatnya sebuah keluarga.”

            Sitta lahir di Jakarta, 30 Desember 1980. Kita mungkin tak asing lagi dengan nama kakeknya, Mara Karma, pelukis dan jurnalis di masa lalu. Pantas jika sejak kecil Sitta sudah akrab dengan mata pena. Percayakah dengan bakat ajaibnya itu? Pada usia 8 tahun, ketika masih di sekolah dasar, Sitta sudah menulis untuk buletin sekolahnya, sebuah cerita fantasi berjudul (bahasa Inggris pula!): ”Althea and The Space Prince”.

            ”Saya sedang menyiapkan novel berikutnya yang direncanakan terbit akhir Mei atau awal Juni 2008,” begitu katanya di hadapan para tamunya.

            Alangkah produktif! Apakah sedang dikejar target? ”Pokoknya sebelum saya melahirkan, buku itu harus sudah selesai.”

            O, rupanya Sitta takut novelnya terputus di tengah jalan. Setelah menikah 24 Agustus 2006, kini ia sedang hamil. Tapi jangan khawatir, kepiawaiannya bercerita sekitar dunia remaja tak akan pudar. Bahkan karena Sitta memiliki keluarga besar yang rukun, pengalamannya itu tercermin dalam kisah keluarga Hanafiah. Tentang Hanafiah ini bahkan dituangkan dalam lima novel: Lukisan Hujan, Imaji Terindah, Pesan dari Bintang, Putri Hujan dan Ksatria Malam, dan Seluas Langit Biru. Pancalogi?

            ”Sebetulnya masing-masing buku bisa berdiri sendiri, tetapi satu sama lain masih ada benang merahnya,” katanya. ”Saya juga punya trilogi Teira.”

            Yang dimaksud adalah: Teira and The Legend of Madriva, Teira and Abel’s Secret, dan Stila-Aira 1. Ia mulai menerbitkan bukunya sejak 2004, kini hampir 11 jumlah novelnya. Lulusan Universitas Trisakti Jurusan Teknik Industri tahun 2003,  penggemar tulisan Dewi Lestari dan Prima Rusdi ini, memang telah memutuskan menjadi penulis penuh.

            Mengapa selalu diterbitkan oleh Terrant Book? ”Saya pikir Terrant sangat selektif dalam menerbitkan buku. Kami seperti punya visi yang sama soal buku yang baik.” Dan ternyata, diam-diam Sitta sedang menggarap novel Lukisan Hujan menjadi film layar lebar bersama dengan rumah produksi yang pernah melahirkan film berjudul 6:30. ”Masih terlalu dini untuk dipublikasikan, karena saya tidak sedang kejar tayang.”

            Mudah-mudahan idealisme yang selama ini dijunjung oleh Sitta Karina tak akan lumer oleh arus tren sinetron televisi yang kerap lepas dari unsur pendidikan. Bagi yang ingin mengenal lebih dekat boleh berkunjung ke website-nya di www.sittakarina.com  Melengganglah terus di jalan yang mencerahkan, Sitta! (Kurnia Effendi)